Kamis, 27 Februari 2014

nafas hidupku

dalam tenang aku berharap kedamaian
dalam harap aku beranjak untuk berpaling
dimana aku mampu menemukanmu
dalam pekat malam kau menghilang tanpa asap
pilu menyelimuti setiap relung jiwa yang sepi
sendu aku lalui jalan ini tanpamu
taukah dirimu aku rapuh
aku mengalir seperti air tak  tau arah
akan tetapi selalu mengalir kemanapun air itu mau
tak ada namamu dalam hatiku
tapi bayanganmu bagaikan selimut dalam jiwaku
bagaimana ku mampu menghilangkan perasaan kelam ini
aku binggung dengan semua ini
taukah dirimu kegundahaanku disetiap ku buka mata ini
hanya bayangan untuk ingin bersamamu
tak mampu ku menahan air mata pilu
aku harap engkau bahagia disana bersama pilihanmu
tenang bersama mimpi indahmu
dimanapun kau berada aku yakin
nafasmu selalu berada dalam desahan nafasku


Rabu, 26 Februari 2014

puasa senin dan kamis

Salah satu puasa yang disunnahkan lagi adalah puasa Senin Kamis. Puasa ini dilakukan pada setiap pekan di dua hari tersebut. Keutamaannya bisa menghapus kesalahan dan meninggikan derajat, serta memang dua hari tersebut adalah saat amalan diangkat di hadapan Allah sehingga sangat baik untuk berpuasa saat itu.
Dalil Pendukung
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan,
إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَتَحَرَّى صِيَامَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari Senin dan Kamis.” (HR. An Nasai no. 2362 dan Ibnu Majah no. 1739. All Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Usamah bin Zaid berkata,
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ تَصُومُ حَتَّى لاَ تَكَادَ تُفْطِرُ وَتُفْطِرُ حَتَّى لاَ تَكَادَ أَنْ تَصُومَ إِلاَّ يَوْمَيْنِ إِنْ دَخَلاَ فِى صِيَامِكَ وَإِلاَّ صُمْتَهُمَا. قَالَ « أَىُّ يَوْمَيْنِ ». قُلْتُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ. قَالَ « ذَانِكَ يَوْمَانِ تُعْرَضُ فِيهِمَا الأَعْمَالُ عَلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ »
“Aku berkata pada Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Wahai Rasulullah, engkau terlihat berpuasa sampai-sampai dikira tidak ada waktu bagimu untuk tidak puasa. Engkau juga terlihat tidak puasa, sampai-sampai dikira engkau tidak pernah puasa. Kecuali dua hari yang engkau bertemu dengannya dan berpuasa ketika itu.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apa dua hari tersebut?” Usamah menjawab, “Senin dan Kamis.” Lalu beliau bersabda, “Dua hari tersebut adalah waktu dihadapkannya amalan pada Rabb semesta alam (pada Allah). Aku sangat suka ketika amalanku dihadapkan sedang aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. An Nasai no. 2360 dan Ahmad 5: 201. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ
“Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi no. 747. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih lighoirihi yaitu shahih dilihat dari jalur lainnya).
Dari Abu Qotadah Al Anshori radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas beliau menjawab,
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ
“Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku.” (HR. Muslim no. 1162)
Keutamaan hari Senin dan Kamis secara umum dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah berikut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ فَيُقَالُ أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا
“Pintu surga dibuka pada hari Senin dan kamis. Setia hamba yang tidak berbuat syirik pada Allah sedikit pun akan diampuni (pada hari tersebut) kecuali seseorang yang memiliki percekcokan (permusuhan) antara dirinya dan saudaranya. Nanti akan dikatakan pada mereka, akhirkan urusan mereka sampai mereka berdua berdamai, akhirkan urusan mereka sampai mereka berdua berdamai.” (HR. Muslim no. 2565).

Semoga dalil-dalil di atas semakin menyemangati untuk beramal sholih dan hanya Allah yang memberi taufik.

Kenikmatan Allah

nikmat adalah sebuah anugerah yang jarang sekali orang peka terhadapnya. terutama nikmat yang telah diberikan Allah pada umatnya. 
manusia telah diberikan sebuah pendengaran melalui telinga yang normal.
penglihatan yang indah dengan kedua mata
pengucapan yang lantang dengan buah bibir
penciuman yang normal dengan hidung
perasa yang nikmat dengan lidah
bahkan Organ tubuh yang lengkap. ini semua adalah kekayaan yang di berikan Allah kepada semua umatnya.  tak banyak orang yang berkeluh kesah lantaran dia beranggapan tak pernah datang nikmat dari Allah. sungguh sedikit orang di muka bumi yang bersyukur dengan apa yang telah di berikan Allah.
tak pernah terbesit dalam hati mereka, bahwa yang terbaring di rumah sakit, mereka yang kehilangan satu kaki, mereka yang kehilangan penglihatannya sangat kehilangan kenikmatan. kita yang masih diberi kenikmatan untuk mampu melihat malah kita salah gunakan.
kita telah diberi kenikmatan yang berlebih oleh Allah, tapi kita tak sadar. padahal Allah memberikan kenikmatan itu tanpa minta tagihan kepada kita. bayangkan apabila sehari kita bernafas sekitar 24.000 kali, dan setiap kedipan 42.000 kali dan Allah meminta tagihan 1.000 maka setiap hari yang wajib kita bayar pada Allah adalah 24.000.000 + 42.000.000 = 66.000.000. mampukah kita melunasi itu semua. sekaya-kaya umat di muka bumi ini tak akan mampu untuk melunasi itu semua.  kita hanya diwajibkan membayar dengan cara mensyukuri segala yang diberikan oleh Allah, karena Allah telah memberikan kekayaan dan kenikmatan dalam hidup kita. tidak ada di muka bumi ini orang hebat kecuali Allah.
(Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?) Q.s. Ar-rahman

nikmatilah hidup ini, maka kita akan menemukan nikmat hidup yang sebenarnya.

Riuh

Ombak berlarian riang menuju tepian disambut pasir halus yang ikut tertawa sembari ikut berlarian hilang terbawa arus dan kembali lagi kedas...